LEGENDA DANAU LIPAN*
Cerita Rakyat Muara Kaman,
Dahulu kala, konon
Kerajaan itu mempunyai sebuah sumur yang disebut Sumur Air Berani. Konon, sumur itu tidak pernah kering dan menjadi sumber air minum kerajaan.
Kerajaan besar itu dipimpin oleh seorang putri yang cantik jelita. Putri Aji Bedarah Putih namanya. Dia diberi nama demikian karena kulitnya sangat putih. Jika sang Putri makan sirih dan menelan airnya, tampaklah air sirih yang merah itu mengalir melalui kerongkongannya.
Kecantikan dan keanehan Putri Aji Bedarah Putih terdengar sampai ke berbagai negeri. Tak terkecuali Raja Cina. Setelah mendengar kabar itu, berangkatlah Raja Cina dengan jung-jung besar beserta balatentaranya ke Benua Lawas. Raja Cina ingin melamar Putri Aji.
Jung: perahu.
Kedatangan Raja Cina disambut Putri Aji dengan ramahnya. Aneka makanan dihidangkan sebagai penghormatan. Berbagai hiburan kesenian khas kerajaan pun dipergelarkan.
Dalam kesempatan itu, Putri Aji meluangkan waktu bersantap dengan Raja Cina. Sayangnya, Raja Cina tidak mengetahui bahwa dia tengah diuji oleh sang Putri yang pandai dan bijaksana itu.
Tengah makan dalam jamuan itu, sang Putri merasa jijik melihat cara bersantap tamunya. Raja Cina itu makan dengan menyesap, tanpa mempergunakan tangan melainkan langsung dengan mulut seperti anjing. Sang Putri merasa tersinggung dan merasa dirinya tidak dihormati.
Selesai dijamu, Raja Cina segera menyampaikan pinangannya.
"Maafkan hamba, Raja Cina. Betapa hinanya seorang putri berjodoh dengan manusia yang makannya menyesap seperti anjing," kata Putri Aji Bedarah Putih menolak.
Mendengar penolakan itu, Raja Cina merasa terhina dan sangat marah.
Raja Cina segera kembali ke jungnya. Dia mengerahkan pasukan menyerang kerajaan sang Putri. Perang dahsyat pun terjadi antara balatentara Cina yang datang bagai gelombang pasang melawan bala tentara Putri Aji Bedarah Putih.
Pasukan Raja Cina demikian kuatnya, sehingga tentara Putri Aji Bedarah Putih tidak dapat menangkis serangannya. Pasukan sang Putri pun banyak yang gugur dan terluka.
Sang Putri sangat sedih dan kebingungan. Ia berusaha mencari cara untuk mengalahkan Raja Cina. Sangat lama Putri berpikir dan tercenung. Namun, ia belum juga menemukan cara yang baik.
Putri hampir putus asa. Ia pun segera berdoa memohon perlindungan dari Tuhan Yang Mahakuasa. Selesai berdoa, Putri segera makan sirih seraya berucap, "Kalau benar aku ini keturunan raja sakti, maka jadikanlah sepah-sepahku ini lipan-lipan yang dapat mengalahkan Raja Cina beserta seluruh bala tentaranya."
Selesai berkata demikian, disemburkannyalah sepah dari mulutnya ke arah peperangan yang tengah berkecamuk itu. Atas kekuasaaan Tuhan Yang Mahamampu, dengan sekejap mata sepah sirih sang Putri berubah menjadi beribu-ribu lipan yang besar-besar.
Menyaksikan lipan-lipan itu, sang Putri bergembira. Lipan-lipan kemudian menyerang bala tentara Cina yang sedang mengamuk.
Bala tentara Cina yang berperang dengan gagah perkasa itu satu demi satu dapat dikalahkan. Pasukan Raja Cina pun kocar-kacir.
Setelah merasa tidak dapat mengalahkan lipan-lipan itu, Raja Cina menyuruh pasukannya mundur ke jung. Tetapi ternyata lipan-lipan itu terus mengejar karena telah diminta untuk mengalahkan raja dan balatentara Cina. Raja dan segenap balatentara Cina tak dapat melawan dan akhirnya meninggal. Jung mereka pun tenggelam.
Dengan matinya Raja Cina, Putri Aji Bedarah Putih hilang secara gaib. Bersamaan dengan lenyapnya sang Putri, lenyap pulalah Sumur Air Berani. Laut tempat jung Raja Cina tenggelam kemudian mendangkal menjadi suatu daratan berupa
Cerita ini telah diterbitkan oleh AdiCita Grup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar