Kamis, 18 Desember 2008

Buah Manis si Miskin

Buah Manis si Miskin

Suatu masa, di Dunia Khayal hidup seorang raja yang amat kaya. Ia seorang raja teliti, cerdik, sekaligus cerdas. Namun sayang, ia memiliki kebiasaan yang aneh. Sang Raja sering berubah-ubah pikiran, ups.. bukan. Lebih tepatnya ia sering lupa dengan perkataannya sendiri. Namun demikian, seluruh penghuni istana da rakyatnya amat maklum dengan sifat aneh sang Raja tersebut.

Pagi itu, sang Raja memanggil si Miskin, salah satu pegawainya ke ruangannya yang amat indah.

“Hai, Miskin. Aku amat kasihan melihatmu. Setiap hari bekerja mengurusi tamanku hingga tetap indah dipandang mata.”

“Ya, Tuanku”, jawab si Miskin.

“Begini miskin, aku lihat kamu amat rajin. Karena kamu berasal dari desa, tentu kamu terbiasa dengan pekerjaan berkebun.”

“Memang benar, Tuanku.”

“Nah, beberapa waktu lalu aku berjalan-jalan ke desa di ujung negeri ini. Aku melihat tanahku yang berada di sana tidak terawat, hanya ditumbuhi semak dan perdu. Padahal, tanah di sekitarnya ditanami buahk-buahan dan sedang lebat berbuah. Ii aku bawakan contohnya. Bagimana kalu kamu merawat tanah kosong itu. Rawatlah dengan baik, nanti hasilnya kita bagi, sebagian untukku dan sebagian lagi untukmu. Terserah tanah itu mau kamu tanami apa. Bibit dan sebagainya carilah sendiri. Atau ajaklah kawan-kawamu untuk membantumu.”

“Baiklah, Tuanku,” jawab si Miskin senang. Ia memiliki harapan besar untuk dapat memiliki beberapa uang untuk menyekolahkan anaknya.

“Tapi ingat, kerjakan tanah itu setelah kamu selensai merawat tamanku,” pesan sang Raja.

Sejak hari itu, si Miskin memiliki harapan besar dalam hidupnya. Pagi-pagi sekali ia bangun lebih awal dari hari-hari sebelumnya. Lantas ia ke istana merawat taman raja. Menjelang siang, selesailah pekerjaan itu. Lantas, cepat-cepat ia menuju tanah sang Raja di ujung kerajaan. Di sana, ia mulai memebrsihkan tanah itu dari semak dan perdu. Ditebasnya semak-semak, kemudian ditimbun dalam lubang-lubang tanah yang telah dibuatnya.

Dalam beberapa minggu, pekerjaan itu pun selesai. Ia hanya dibantu oleh seorang temannya, tukang kebun istana.

bagaimana kelanjutannya ya? kita sambung besok ya

Tidak ada komentar: